Istilah “side hustle” atau juga dikenal dengan “side gig” mencuat ke permukaan pertama kali (di Indonesia tentunya) sekitar tahun 2021 dan kian kencang gaung-nya sekitar tahun 2023.
Bermula dari para content creator yang banyak mengulas hal ini, sebutan untuk “pekerjaan sampingan” kini telah naik level. Meski sebenarnya hanya peralihan istilah dari bahasa indonesia ke bahasa inggris.
Anw, beberapa waktu lalu — di akun Threads pribadi saya — iseng-iseng saya membuat sebuah utas untuk mengumpulkan respon warga Threads terkait side hustle apa yang saat ini sedang mereka lakoni. Here the statistics!
Berdasarkan SurZen dan data statistik yang telah berhasil saya rangkum, terpampang dengan nyata bahwa berjualan adalah side hustle yang paling banyak dilakukan oleh warga Threads (41%). Produk yang diperjual-belikan pun beragam.
Kebanyakan dari mereka mengaku berjualan produk atau aset digital (desain canva, figma dll). Ada pula yang menawarkan persewaan homestay atau guest house, sewa alat piknik, pupuk organik hingga tas kerajinan (handmade) yang surprisingly sukses menembus pangsa internasional (di-ekspor).
Selanjutnya, side hustle lain-lain (23%) menduduki ranking kedua dalam akumulasi jawaban utas yang saya buat. Pada pengelompokan ini, ragam side hustle diwarnai oleh pekerjaan seperti groceries, insurance, ngoding hingga jasa les-lesan.
Side hustle sejenis trading (14%) juga tidak luput menjadi opsi. Sementara itu jenis pekerjaan kreatif (9%) yang dijalani warga Threads adalah membuat kerajinan macrame maupun rajut hingga menjadi MC wedding atau event-event tertentu.
Sementara itu dari sisi digital writer (5%), sasaran mereka adalah menulis di website maupun platform-platform tertentu. Tidak terkecuali Medium, yang suaranya kian sumbang setelah ramai diperbincangkan beberapa tahun terakhir.